Cegah Terjadinya Keracunan Program MBG, Pemkab Bogor Perkuat Pengawasan

DETAKBOGOR.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Kesehatan memperketat pengawasan mutu gizi dan keamanan pangan dalam Program Makanan Bergizi (MBG) untuk anak sekolah.

Langkah ini dilakukan guna mencegah risiko keracunan serta memastikan makanan yang dikonsumsi siswa di program MBG aman, sehat, dan memenuhi standar gizi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty, menjelaskan pengawasan dilaksanakan secara terpadu bersama 101 Puskesmas yang tersebar di wilayah.

“Kami mengawasi mulai dari kandungan energi, protein, vitamin, mineral, hingga masa kedaluwarsa serta penyimpanan dan distribusi bahan makanan,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).

Pengawasan Lingkungan dan Edukasi Hidup Sehat

Selain aspek gizi, Dinas Kesehatan juga melakukan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) yang mencakup pemeriksaan kualitas air, fasilitas dapur, higienitas, hingga sanitasi pangan.

BACA JUGA:  Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini: Selasa, 21 Mei 2024 untuk Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Pihak sekolah dan penyedia makanan turut diberikan pembinaan agar pengelolaan makanan semakin baik.

Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga terus digalakkan kepada siswa, guru, dan orang tua.

“Kami melaksanakan pelatihan keamanan pangan siap saji bagi penjamah makanan dan penanggung jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” jelas Fusia.

Latih Guru dan Kader UKS Deteksi Dini

Dinkes Bogor melibatkan guru dan kader Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk memantau gizi siswa, mengenali gejala alergi maupun keracunan makanan, serta memberi pertolongan pertama jika terjadi kasus.

“Kami sudah menyiapkan SOP penanganan cepat agar setiap kasus bisa segera ditindak,” tambahnya.

BACA JUGA:  IWAPI Kabupaten Bogor Bagikan Makanan Bergizi Gratis Dukung Ketahanan Pangan

Dorong Pangan Lokal dan Cuci Tangan Pakai Sabun

Untuk keberlanjutan program, Pemkab Bogor mendorong pemanfaatan pangan lokal. Sementara kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) terus digencarkan sebagai langkah sederhana namun efektif mencegah penyakit menular.

Hingga kini, belum ada laporan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di sekolah. Menurut Fusia, pengawasan lebih difokuskan pada langkah pencegahan.

“Jika terjadi sesuatu, Puskesmas setempat akan menjadi garda terdepan sebelum merujuk pasien ke rumah sakit,” pungkasnya.***

Tags: , , ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya