Kemacetan Parah di Puncak Bogor Tewaskan Satu Wisatawan, DPRD Kabupaten Bogor Minta Evaluasi Menyeluruh

Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurunnisa Setiawan, menanggapi kemacetan parah di kawasan Puncak saat libur panjang, mendesak evaluasi secara menyeluruh.

DETAKBOGOR.COM – Kemacetan panjang yang terjadi di kawasan Puncak Bogor, saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H menelan korban jiwa. Seorang wisatawan asal Jakarta Timur dilaporkan meninggal dunia setelah terjebak macet di kawasan wisata tersebut, Minggu (16/9).

Kejadian kemacetan parah di kawasan Puncak Bogor ini memantik perhatian serius dari anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurunnisa Setiawan, yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) III Puncak.

Nurunnisa menyampaikan bahwa pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, harus segera melakukan evaluasi komprehensif terhadap penataan kawasan Puncak.

Menurutnya, masalah kemacetan yang semakin memburuk tak bisa lagi dianggap sebagai persoalan sepele. Penataan ulang kawasan Puncak diperlukan, terutama untuk menyeimbangkan antara estetika, kenyamanan, dan keamanan pengunjung.

“Penataan kawasan ini seharusnya tidak hanya sekadar mempercantik dengan relokasi PKL (Pedagang Kaki Lima), tetapi juga memastikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung,” ujar Nurunnisa kepada wartawan, Senin (17/9).

Sebagai warga asli Puncak yang telah lama merasakan kemacetan kronis di daerah tersebut, Nurunnisa merasa pemerintah harus segera mencari solusi yang lebih permanen untuk mengatasi masalah kemacetan yang hampir selalu terjadi pada akhir pekan dan liburan panjang.

“Hampir setiap akhir pekan saya ikut terjebak dalam kemacetan, sama seperti wisatawan lainnya. Ini bukan hanya soal waktu dan kenyamanan, tetapi juga keselamatan jiwa, seperti yang kita lihat pada kejadian kemarin,” ungkapnya dengan penuh keprihatinan.

Evaluasi Penataan Lalu Lintas dan Infrastruktur

Salah satu hal yang disoroti Nurunnisa adalah pentingnya pengaturan lalu lintas yang lebih baik di kawasan Puncak. Ia menilai bahwa kemacetan yang terjadi berulang kali merupakan dampak dari tata kelola lalu lintas yang kurang efektif.

“Hal pertama yang harus dilakukan adalah menata ulang arus lalu lintas di Puncak. Jika kemacetan ini dibiarkan terus berlanjut, bukan hanya wisatawan yang akan dirugikan, tetapi juga warga setempat yang sehari-hari harus berhadapan dengan kondisi seperti ini,” tegasnya.

BACA JUGA:  Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bogor Setujui APBD Perubahan TA 2024

Nurunnisa juga menambahkan, penataan kawasan Puncak tidak bisa hanya bersifat estetis, tetapi harus mencakup perbaikan mendasar terhadap infrastruktur yang ada. Ia mengingatkan bahwa relokasi PKL yang sudah dilakukan memang memperbaiki tampilan kawasan wisata, namun aspek fungsional seperti kelancaran lalu lintas dan penyediaan jalur alternatif harus menjadi prioritas utama.

“Saya akui, penataan PKL memang memperindah kawasan Puncak, tetapi ini tidak menyelesaikan masalah utama, yaitu kemacetan. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh sangat diperlukan. Semua pihak harus berperan aktif, mulai dari pemerintah daerah hingga pusat,” lanjutnya.

Optimalisasi Jalur Alternatif dan Penataan Kendaraan Roda Dua

Nurunnisa juga menyoroti potensi jalur alternatif yang masih belum dimaksimalkan sebagai solusi dalam mengurai kemacetan di Puncak. Menurutnya, ada beberapa jalur alternatif yang sebenarnya bisa digunakan oleh wisatawan untuk menghindari jalur utama yang sering padat, namun pemanfaatannya masih minim.

“Pemerintah harus segera memaksimalkan penggunaan jalur-jalur alternatif ini. Jika dikelola dengan baik, jalur-jalur ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi kepadatan di jalan utama,” jelasnya.

Selain itu, Nurunnisa juga mengkritisi kurangnya pengaturan terhadap kendaraan roda dua, terutama sepeda motor, yang sering kali menjadi penyebab kemacetan di titik-titik tertentu. Ia mengusulkan agar dilakukan rekayasa lalu lintas khusus untuk kendaraan roda dua, seperti penerapan sistem ganjil-genap atau pengaturan lainnya.

“Bukan untuk mendiskriminasi pengguna sepeda motor, tetapi faktanya kendaraan roda dua yang tidak diatur sering kali memperparah kemacetan. Oleh karena itu, pengaturan lalu lintas untuk kendaraan roda dua harus segera diterapkan,” paparnya.

BACA JUGA:  Bansos PKH 2024 Siap Cair Lagi ke Rekening KKS Merah Putih Nominal Fantastis, Yuk Cek Penerima Bantuan Terbaru

Permintaan Peningkatan Layanan Darurat di Titik Kemacetan

Lebih jauh, Nurunnisa juga menyoroti pentingnya pelayanan darurat di kawasan Puncak, terutama di titik-titik rawan kemacetan. Ia menjelaskan bahwa sering kali wisatawan yang terjebak macet dalam waktu lama merasa kehausan, kelaparan, atau bahkan mengalami masalah kesehatan, sementara akses menuju pusat pelayanan terdekat terhalang kemacetan.

“Pemerintah harus bertanggung jawab dalam memberikan layanan darurat yang memadai di titik-titik rawan kemacetan. Misalnya, dengan menyediakan posko-posko darurat yang dilengkapi dengan layanan dasar seperti pemeriksaan kesehatan dan ambulans untuk keadaan darurat,” katanya.

Nurunnisa menambahkan bahwa kejadian meninggalnya wisatawan kemarin seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk lebih tanggap terhadap situasi darurat di kawasan wisata seperti Puncak.

“Seperti yang terjadi semalam, ada ambulans yang terjebak macet saat hendak menolong wisatawan yang sakit. Ini menunjukkan betapa pentingnya posko darurat yang tersebar di beberapa titik, bukan hanya di satu tempat. Dengan begitu, akses bantuan bisa lebih cepat dan mudah,” pungkasnya.

Harapan Nurunnisa untuk Kawasan Puncak Bogor

Dalam kesempatan yang sama, Nurunnisa berharap pemerintah segera melakukan tindakan nyata dan konkret dalam mengatasi permasalahan kemacetan di Puncak. Menurutnya, Puncak sebagai destinasi wisata unggulan harus didukung oleh infrastruktur dan tata kelola yang baik agar tetap menarik bagi wisatawan, namun tidak mengorbankan kenyamanan dan keselamatan mereka.

“Saya berharap pemerintah, baik daerah maupun pusat, segera bertindak. Puncak ini adalah salah satu destinasi wisata andalan, jadi harus ada perbaikan menyeluruh agar wisatawan tidak kapok datang dan warga lokal juga bisa hidup dengan lebih nyaman,” tutupnya.

Kejadian tragis di kawasan Puncak Bogor ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa penanganan kemacetan bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga soal keselamatan jiwa.***

Tags: , , , , ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya