Refleksi Ir. Yuyud Wahyudin di Hari Pahlawan: Menyalakan Api Koperasi dari Desa untuk Indonesia

Ir. Yuyud Wahyudin penerima penghargaan sebagai Tokoh Koperasi Kabupaten Bogor.

DETAKBOGOR.COM – Pagi itu, udara di Kabupaten Bogor terasa berbeda. Bukan hanya karena semangat Hari Pahlawan yang terasa, tapi juga karena satu sosok yang berdiri dengan senyum tenang di tengah riuhnya peringatan 10 November 2025.

Ir. Yuyud Wahyudin, mantan Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bogor, menerima penghargaan sebagai Tokoh Koperasi Kabupaten Bogor. Sebuah momen yang tidak sekadar seremoni, melainkan refleksi dari perjalanan panjang membangun ekonomi rakyat dari bawah.

“Penghargaan ini bukan akhir, tapi awal dari pengabdian yang lebih luas,” ujarnya lirih namun tegas, seolah berbicara bukan untuk dirinya, melainkan untuk semua yang telah ikut berjuang bersama.

Dari Sawah hingga Warung, Koperasi Tumbuh dari Akar Rakyat

Bagi Yuyud, Kabupaten Bogor adalah cermin kecil Indonesia. Di balik geliat enam juta penduduknya, denyut ekonomi rakyat berputar di sawah-sawah, di pasar tradisional, di bengkel kecil, dan di warung sederhana yang bertahan di tengah derasnya arus modernisasi. Di sanalah, katanya, nilai-nilai koperasi tumbuh: gotong royong, keadilan, dan kemandirian.

BACA JUGA:  435 Koperasi Merah Putih di Kabupaten Bogor Siap Beroperasi, Desa Hambalang Jadi Lokasi Launching Nasional

“Kekuatan sejati bangsa bukan pada modal besar, tapi pada solidaritas kecil yang tulus dan konsisten,” tutur Yuyud, matanya menatap jauh seperti sedang mengenang perjalanan panjang para pelaku koperasi yang ia dampingi.

Baginya, koperasi bukan sekadar badan usaha. Ia adalah “rumah nilai” tempat di mana keadilan sosial tidak berhenti pada kata, tapi hidup dalam tindakan.

Di sana ada ibu-ibu yang menabung recehan untuk masa depan anak-anaknya, ada petani yang tetap menanam meski harga panen tak menentu, dan ada pemuda desa yang memilih kembali ke kampung halaman untuk membangun.

Penghargaan untuk Mereka yang Tak Pernah Disebut

Saat menerima penghargaan itu, Yuyud tidak menempatkan dirinya sebagai pusat perhatian. Ia justru mempersembahkan kehormatan itu untuk mereka yang bekerja dalam diam.

“Saya hanyalah satu nama kecil di antara mereka,” ucapnya rendah hati. “Tapi saya percaya, jika setiap desa memiliki Koperasi Merah Putih, maka Indonesia akan berdiri tegak dengan martabatnya sendiri.”

BACA JUGA:  Bogor Istimewa Hajar Kota Sukabumi 7-0 di Laga Perdana BK Porprov Jabar 2025

Bagi Yuyud, koperasi bukan proyek ekonomi, melainkan panggilan kebangsaan. Ia meyakini bahwa perjuangan di jalur ini adalah bentuk pengabdian yang paling nyata membangun dari bawah, menyalakan harapan dari akar.

Koperasi Merah Putih, Mimpi yang Terus Menyala

Kini, setelah penghargaan itu diterimanya, Yuyud justru merasa tanggung jawabnya semakin besar.

Ia ingin menjadikan Koperasi Merah Putih bukan sekadar nama, tapi gerakan nasional yang meneguhkan kembali nilai-nilai solidaritas dan kemandirian ekonomi rakyat.

“Penghargaan ini adalah doa sekaligus tantangan,” katanya. “Saya harus terus melangkah membentuk sistem, menanam nilai, dan menyalakan api ekonomi jamaah.”

Di akhir perbincangan, Yuyud tersenyum. “Berkoperasi bukan pekerjaan, tapi panggilan. Dan setiap panggilan suci akan menemukan jalannya sendiri, sepanjang dijalankan dengan hati dan kejujuran.”

Di Hari Pahlawan ini, pesan Yuyud Wahyudin seolah mengingatkan bahwa perjuangan tidak selalu dengan senjata. Kadang, perjuangan itu hadir lewat kesabaran menanam nilai-nilai gotong royong di ladang ekonomi rakyat.

Dari koperasi, dari desa, dari Bogor, Ir. Yuyud Wahyudin percaya, Indonesia bisa berdiri tegak dengan kekuatannya sendiri.***

Penulis: Muzakkir, S.Ip

Tags: , , , ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya