Kunjungi Galuga, Jaro Ade Tersentuh Hati: Kisah Arya, Bocah Pemulung yang Putus Sekolah

DETAKBOGOR.COM – Di sudut Kabupaten Bogor, tepatnya di TPA Galuga, Kecamatan Cibungbulang, sebuah kisah pilu menyentuh hati Calon Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi atau Jaro Ade.

Saat mengunjungi para pemulung di kawasan TPA Galuga, Minggu (26/11), Jaro Ade bertemu Muhammad Arya, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah demi membantu ekonomi keluarganya.

Arya, pemulung cilik di Galuga adalah putra pasangan Ani dan Edi yang tinggal di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, harus menggantikan seragam putih-merahnya dengan karung sampah.

Setiap hari, ia bersama kedua orang tuanya menyusuri gunungan sampah untuk mencari barang bekas yang masih bernilai.

Dengan penghasilan sekitar Rp50 ribu sehari, keluarga ini berjuang keras untuk bertahan hidup.

BACA JUGA:  36 Yayasan KBIH Dukung Rudy Susmanto-Jaro Ade di Pilkada 2024

“Kita sangat prihatin melihat ada anak yang putus sekolah karena persoalan ekonomi dan harus bekerja sebagai pemulung di TPA Galuga,” ujar Jaro Ade dengan nada penuh keprihatinan.

Pertemuan itu terjadi secara tak terduga. Saat menyapa para pemulung di depan pintu masuk TPA, Jaro Ade terkejut melihat Arya yang masih kecil turut memungut sampah.

“Saya tidak menyangka ada anak sekecil ini yang sudah bekerja di tempat seperti ini,” ucapnya.

Tidak hanya tersentuh, Jaro Ade mengambil langkah nyata. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadikan Arya sebagai anak angkat.

Ia juga meminta Aan, anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Dapil 5, untuk segera berkoordinasi dengan pihak desa agar Arya bisa kembali bersekolah.

BACA JUGA:  Laga Perpisahan Sri Kuncoro: Wejangan Penting untuk Pelti dan BAVETI Kabupaten Bogor

“Saya ingin Arya kembali bersekolah. Kita data dia agar bisa mendapatkan hak pendidikannya. Pendidikan itu sangat penting, meskipun tetap bisa membantu orang tua. Tapi sekolah adalah prioritas,” tegas Jaro Ade.

Langkah ini adalah wujud nyata kepedulian Jaro Ade terhadap isu pendidikan, terutama bagi anak-anak yang terhambat oleh kondisi ekonomi.

Ia berharap Arya bisa menjadi simbol harapan bagi anak-anak lain di Kabupaten Bogor yang mengalami nasib serupa.

Kisah Arya pemulung cilik di Galuga ini tidak hanya mencerminkan perjuangan sebuah keluarga kecil di tengah keterbatasan, tetapi juga menggambarkan pentingnya peran semua pihak dalam memastikan pendidikan tetap menjadi hak yang tak tergantikan bagi setiap anak.***

Tags: , , ,

Baca Juga

Rekomendasi lainnya